Minggu, 10 Januari 2010

Artikel Untuk Orang Tua (Matematika)

Artikel untuk Orang Tua

BELAJAR MATEMATIKA BERSAMA ANAK
Matematika itu ada dimana-mana, tidak hanya di pelajaran sekolah. Kita mungkin tak mengenalinya, karena tak tampak seperti yang diajarkan di sekolah. Anda menggunakan matematika saat menyetel jam beker, belanja bahan makanan, membuat susu buat anak, mencatat skor, atau saat membungkus kado.
Mungkin Anda bertanya pada diri sendiri, "Kembaliannya sudah pas belum ya?" atau "Bensin di mobil cukup tidak ya untuk sampai ke rumah?" Dan masih banyak lagi pertanyaan matematis yang secara tak sadar kita buat.
Apa Anggapan Anda tentang Matematika?
Anggapan dan pikiran Anda tentang matematika akan mempengaruhi pikiran anak Anda tentang matematika. Apakah Anda menyukai pelajaran matematika di sekolah? Apakah matematika berguna dalam kehidupan sehari-hari? Apakah Anda percaya bahwa sebagian besar pekerjaan membutuhkan matematika?
Jika Anda menjawab 'YA!' pada pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda mungkin akan mendorong anak Anda untuk mampu berfikiri secara matematis.
Anda Bisa!
Jika Anda sebagai orang tua tidak pede dengan matematika, pikirkan hal-hal berikut ini.
Matematika adalah ketrampilan yang sangat penting, karena sangat dibutuhkan dalam dunia teknologi sekarang ini. Anda harus mendorong anak untuk menganggap dirinya ahli matematika yang dapat menalar dan memecahkan masalah.
Orang-orang seni juga membutuhkan matematika. Setiap bidang membutuhkan pemahaman mendalam mengenai sebagian ilmu matematika tertentu. Mulai dari ukuran kanvas, ketukan musik, jumlah penonton, sampai karya seni berbasis komputer.
Kalkulator dan komputer butuh kemampuan matematika kita. Kalkulator hanya menghitung dengan benar, jika angka yang dimasukkan benar. Anda harus tahu bahwa jawaban yang diberikan masuk akal atau tidak.
Dunia kerja pun berubah dengan cepat. Orang tidak lagi hanya dibutuhkan kemampuan berhitungnya saja. Tetapi ia harus dapat memperkirakan, berkomunikasi secara matematis, dan menalar dalam konteks matematis. Orang harus mampu berpikir cepat dan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.

Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Anda!
Agar pede menghadapi matematika, Anda harus menyadari pentingnya matematika dan siap untuk belajar:
 Menggunakan matematika dengan mudah;
 Memecahkan masalah dan bekerja sama untuk memecahkan masalah;
 Menunjukkan kemampuan penalaran yang kuat;
 Mencari lebih dari satu cara untuk memecahkan masalah ;
 Menerapkan ide-ide matematis dalam situasi lain ; dan
 Memanfaatkan teknologi.
Memecahkan masalah berarti mempertanyakan, menyelidiki, dan menggali solusi atas masalah. Ini juga menggunakan berbagai strategi untuk mendapatkan jawaban, mempertimbangkan berbagai jawaban sebagai kemungkinan, dan menerapkan matematika dalam situasi sehari-hari.
Berkomunikasi secara matematis berarti menggunakan kata atau simbol untuk menjelaskan keadaan sebenarnya, mengungkapkan cara Anda mendapatkan jawaban, menyimak cara berpikir orang lain, dan mungkin mengubahnya, menggunakan gambar dan skema untuk menjelaskan sesuatu.
Menunjukkan kemampuan penalaran adalah untuk menilai dan menjelaskan cara berpikir orang lain tentang matematika, berpikir logis, mampu menjelaskan persamaan dan perbedaan tentang suatu hal, menentukan pilihan berdasarkan perbedaan tersebut, memikirkan hubungan antara hal-hal tertentu dan membicarakannya.
Yang Penting untuk Diketahui
Sekarang ini, belajar matematika lebih ditekankan pada pemahaman pada konsep dan kemampuan menerapkan ketrampilan berpikir untuk mendapatkan jawaban. Tidak lagi pada kemampuan untuk menyelesaikan soal-soal matematika dengan cepat dan akurat.
Jawaban Salah dapat Membantu!
Walaupun jawaban akurat itu tetap penting, jawaban salah dapat membantu Anda dan anak Anda mengetahui apa yang belum dipahami.
Selalu bersabarlah atas kesalahan. Semua anak ingin sukses. mereka ingin berbangga dan membuat orang tua dan gurunya bangga juga. Jadi, jawaban yang salah menyuruh Anda untuk melihat lebih jauh, bertanya, dan mencari arti kesalahan itu dalam pemahaman sang anak.
Terkadang, jawaban anak salah karena anak mengartikan lain dari soal matematika yang diberikan. Contohnya, bila anak membaca soal 4 + ___ = 9, terkadang jawabannya adalah 13. Ini terjadi karena ia berpikir soalnya adalah "berapa 4 + 9?", bukannya " 4 ditambah berapa agar menjadi 9?"
Mintalah anak untuk menjelaskan cara menyelesaikan soal yang diberikan. Jawabannya mungkin membuat Anda tahu bahwa anak Anda perlu bantuan mengenai cara atau konsep yang dipakai. Bantulah anak agar berani mengambil risiko. Tunjukkan manfaat memeriksa jawaban salah. Yakinkan bahwa jawaban yang benar akan muncul bila sudah memahami dengan benar pula.
Banyak Jalan Menuju ke Roma
Dari dulu kita merasa bahwa soal matematika hanya memiliki satu jawaban. Tetapi untuk mendapatkan jawaban tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ketika mengerjakan soal matematika bersama anak, tanyakan, " Bagaimana cara mendapatkan jawabannya?" Cara anak Anda mungkin berbeda dengan cara Anda. Jika jawabannya benar dan cara mengerjakannya manjur, maka itu adalah alternatif cara yang bagus. Dengan mendorong anak mengungkapkan cara penyelesaiannay, Anda membantu anak Anda memiliki cara berpikir yang lebih kuat.
Mencongak itu Penting
Anda memperhatikan bahwa sedikit sekali orang membawa pensil dan kertas untuk menghitung-hitung di toko makanan atau di supermarket. Kebanyakan mereka berusaha menghitung di luar kepala. Kalkulator dan komputer memerlukan manusia untuk memasukkan informasi yang benar dan yang memastikan bahwa jawaban yang diberikan memang dapat diterima. Ini sebabnya, mencongak atau berhitung di luar kepala menjadi penting.
Untuk anak Anda, Anda dapat mencoba tips-tips berikut:
1. Bantulah anak belajar mencongak dengan sedikit angka, sampai ia dapat mengembangkan respon yang cepat dan akurat. Buatla pertanyaan-pertanyaan seperti "Jika Ibu punya 4 es krim, dan Ibu tambah 2 es krim lagi, berapa jumlah es krim semuanya?" dan sejenisnya.
2. Doronglah anak untuk memperkirakan jawabannya. Ketika mengira-ngira, gunakan angka untuk mempermudah jawaban yang cocok. Contoh, ketika menghitung jumlah 18 ditambah 29, gunakan cara sederhana untuk mendapatkan jawaban yang mendekati, seperti 20 + 30.
3. Biarkan anak menggunakan cara yang bisa mereka lakukan.
4. Lontarkan pertanyaan, "Apakah jawabannya benar?" Apakah benar jika 17 ditambah 35 menjadi 373? Mengapa? Mengapa bukan?


Contoh Permainan Matematika di Rumah
Ada banyak permainan yang dapat dimainkan bersama anak di rumah. Permainan ini secara tidak langsung mengenalkan dan mengembangkan kemampuan matematika. Berikut beberapa contoh.
Mencari Harta Karun
Setiap anggota keluarga memiliki harta karun sendiri. Ada banyak aspek matematika yang dapat dilakukan bersama.
Bahan yang Dibutuhkan:
• Kancing
• Sekrup
• Tutup botol
• kerikil
• anak kunci
• kerang
• atau benda apapun yang dapat dihitung.
Cara Bermain:
1. Siapkan wadah untuk menyimpan harta karun
2. Kumpulkan dan kelompokkan harta karun. Contohnya, apakah Anda mempunyai kancing dan kunci yang berukuran sama? Apa persamaannya? Apa perbedaannya?
3. Gunakan harta karun ini untuk bermain penambahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian. Contoh: Jika kita membagi 15 kancing untuk 3 orang, berapa kancing masing-masing yang didapatkan? Adakah sisanya?
4. Susunlah harta karun itu berdasarkan ciri tertentu dan jajarkan. Bandingkan perbedaan-perbedaan yang tampak. Misal: Ada 3 sekrup pendek, 7 sekrup panjang, dan 11 sekrup sedang. Kombinasi ini bisa digunakan untuk berbicara tentang pecahan, misal : 7/21 sekrup adalah sekrup panjang.
Wadah penyimpanan harta karun dapat melatih anak Anda dalam pemecahan masalah spasial. Harta karun ini dapat membantu Anda menjelaskan konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Ini bisa dilakukan karena barang-barang tersebut dapat dikelompokkan atau dibagi-bagi sehingga dapat dihitung.
Menebak Koin
Anak-anak suka dengan koin, tetapi terkadang tidak dapat mengetahui nilainya.
Yang dibutuhkan:
• koin 100 rupiah
• koin 200 rupiah
• koin 500 rupiah
• koin 50 rupiah
Cara Bermain:
1. Perhatikan koinnya, katakan warna, gambar dan nilainya pada anak.
2. Kemudian taruh koin 100 rupiah dan 500 rupiah di lantai atau di meja.
3. Katakan pada anak bahwa Anda sedang membayangkan salah satu koin tersebut.
4. Beri petunjuk pada anak tentang koin yang sedang Anda pikirkan. Misal, "Koin yang Ibu bayangkan bergambar burung kakak tua."
5. Biarkan anak memikirkan dan menebak dengan melihat pada koin di lantai/meja.
6. Bila anak tidak dapat menebak, berikan petunjuk yang lain.
7. Bila berhasil, taruh koin yang lain di dekat koin-koin tersebut.
8. Mintalah anak memberi petunjuk tebakan kepada Anda.
Permainan tebak-tebakan ini membantu anak untuk mengenali koin dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.

Sumber: www.kidsource.com

________________________________________

Akal Interaktif - The Multimedia Company
Jl. Cilaki 63, Bandung 40114
Tel. 022-7212216 Fax. 022-7214647
www.akalinteraktif.com
akal@akalinteraktif.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar yang bagus ya.. :D