Di Suatu daerah, hiduplah seorang tua kaya raya. Namun, hidupnya tamak. Dia lebih mencintai uangnya daripada apa pun yang ada di dunia ini. Setiap langkah dan geraknya diukur dengan uang. Pokoknya ungkapan waktu adalah uang benar-benar menjadi ukurannya.
Akan tetapi, alangkah menyedihkan sebab dia tidak mengetahui secara pasti berapa uang yang dimilikinya. Lalu dia berpikir, bagaimana kalau menyuruh orang lain ?
Singkat cerita dipilihlah seorang gadis cilik. Tentu dengan harapan anak ini bisa dikibuli.Terpilihlah Nabila Az-Zahra untuk menghitung kekayaan sang jutawan tersebut.
Gadis kecil itu hanya memerlukan waktu enam hari untuk menghitung semua uang tersebut. Setelah benar-benar yakin, Nabila menghadap sang jutawan dan berkata, “Uang bapak berjumlah empat puluh delapan miliar rupiah.”.
“Empat puluh delapan miliar!” kata jutawan itu. Di bibirnya tersungging senyum serakah. Kemudian, dia memandang gadis cilik itu. “Berapa upah yang kamu inginkan?” katanya. Dalam benaknya beranggapan bahwa gadis cilik itu bisa dikibuli dengan mudah.
Nabila Az-Zahra berkata, “Saya bekerja selama enam hari, maka saya kira, bapak wajib juga untuk membayarnya selam enam hari juga. Berilah saya upah dua puluh rupiah untuk hari pertama. Setiap hari berikutnya, berilah saya upah sebanyak jumlah yang bapak berikan sehari sebelumnya dikalikan jumlah itu pula.”
Sang jutawan menimbang-nimbang untung ruginya. Pada hari pertama, dia harus membayar Rp20,00. Hari ke dua, dia harus memberinya Rp20,00 dikali Rp20,00 atau Rp400,00. Dia tersenyum sendiri. Wah ka;au begitu aku harus membayarnya beberapa ratus ribu saja. Alangkah bodohnya gadis kecil ini! kata sang jutawan dalam hatinya. Untuk itu, dia meminta pengacaranya untuk membuat surat perjanjian yang ditanda tanganinya sendiri dan gadis kecil itu “Nah, dengan demikian, gadis kecil ini tidak akan dapat mengubah pendapatnya!”kata sang jutawan tersenyum.
Pada hari pertama, sang jutawan memberikan upah Rp 20,00. Hari kedua, Rp 20,00 dikali Rp 20,00 atau Rp400,00. Hari ketiga, Rp400,00. dikali Rp400,00. atau Rp160.000,00. Hari keempat, Nabila menerima Rp160.000,00. dikali Rp160.000,00. atau berjumlah Rp25.600.000.000,00. Jumlah ini lebih dari separuh harta yang dimiliki sang jutawan. Selanjutnya pada hari kelima, gadis kecil ini harus mendapatkan Rp25.600.000.000,00 dikali Rp25.600.000.000,00. Berapa besarnya? Coba kalian hitung sendiri. Begitu banyak, bukan?
Jangan kalian tanyakan kewajiban membayar pada hari keenam. Sebab, jutawan bodoh ini tidak bisa memenuhinya. Malahan, dia harus menanggung kerugian dan balik berhutang.
Apa yang tidak di sadari oleh sang jutawan? Yaitu kesepakatan menguadratkan jumlah yang diterima si gadis cilik setiap harinya. Untuk menguadratkan, berarti mengalikan bilangan yang sama. Jika hasilnya dikuadratkan terus, dalam sekejap mata, kalian akan memperoleh bilangan besar.
Untuk kuadrat kecil tidaklah sulit. Misalnya, 2 x 2 = 4, 3 x 3 = 9 dan seterusnya. Disinilah letak kesalahan sang jutawan. Dengan kata lain, jika kita pintar, tentu akan berpikir panjang, bukan?
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang bagus ya.. :D